PAPER KELOMPOK
Lingkungan Ekonomi
Dosen Pengampu : Prabowo Yudho Jayanto, S.E M.SA
Kelas : A
Nama Mahasiswa : 1. Ria Safitri 7211415004
2. Vivi Ayuning Tyas 7211415020
3. Anita Noviyanti 7211415022
4. Siti Nurmala Sari 7211415095
5. Ali Maskur 7211415099
Fakultas Ekonomi
Akuntansi
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
PEMBAHASAN
A.
FAKTOR
EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BISNIS
Pertumbuhan Ekonomi 3
Indikator
Pertumbuhan Ekonomi 3
Sensitivitas
Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi 5
Inflasi 5
Tingkat
Suku Bunga 6
Ringkasan
Faktor Ekonomi Makro yang dapat Mempengaruhi Kinerja Perusahaan 7
B.
BAGAIMANA
HARGA PASAR DITENTUKAN
Jadwal Permintaan untuk suatu Produk 8
Jadwal
Penawaran untuk suatu Produk 9
Interaksi
Permintaan dan Penawaran 9
Akibat dari Perubahan Jadwal Permintaan 10
Akibat Perubahan dalam Jadwal Penawaran 10
Akibat Permintaan dan Penawaran pada
Tingkat Harga Umum 10
Faktor yang Mempengaruhi Harga Pasar 11
C.
PENGARUH
PEMERINTAH PADA KONDISI EKONOMI
Kebijakan Moneter 12
Kebijakan Fiskal 13
Pengaruh Pemerintah Pada Faktor Ekonomi 13
Pro Dan Kontra Kebijakan Ekonomi 13
KESIMPULAN 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
PEMBAHASAN
Kondisi ekonomi memberikan
refleksi tingkat produksi dan konsumsi suatu negara, area, atau industri
tertentu. Kondisi ekonomi makro mencerminkan perekonomian AS secara keseluruhan
sedangkan kondisi ekonomi mikro lebih fokus pada bisnis atau industri yang
menjadi perhatian. Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan atau pengeluaran
kinerja dan nilai suatu bisnis.
A.
FAKTOR EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI
KINERJA BISNIS
Kinerja bisnis sangat
bergantung pada 3 faktor ekonomi makro:
· Pertumbuhan ekonomi
· Inflasi
· Suku bunga
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuan ekonomi adalah perubahan dalam tingkat umum dari
aktifitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor kritis ekonomi makro
yang mempengaruhi kinerja bisnis. Pertumbuhan ekonomi negatif untuk dua kuartal
berturut-turut disebut resesi.
meskipun pertumbuhan ekonomi
mendorong penerimaaan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan
permintaan barang dan jasa juga lambat sehingga dapat mengurangi penerimaan
perusahaan.
Indikator
Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran umum untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa
dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran atau disebut agregat pengeluaran.
Tingkat total produksi tergantung pada total permintaan barang dan jasa.
Produk domestik bruto (PDB)
merupakan nilai pasar total dari barang dan jasa final yang di produksi dalam
negeri. Pertumbuhan ekonomi biasa di interpretasikan sebagai persentase dari
perubahan PDB satu periode (misalnya 1 kuartal) keperiode lain.
Indikator alternatif
pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran yang seharusnya di monitor agar
menberikan indikasi mengenai kondisi ekonomi apakah mengalami perbaikan atau
malah sebaliknya.
4 tipe pengangguran sebagai
berikut:
1. Pengangguran Friksi (Pengangguran
Natural)
Yaitu orang yang menganggur
karena menunggu dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain. Misalnya,
seseorang yang mempunyai keterampilan yang sangat di butuhkan pasar berhenti
kerja karena ingin menemukan yang baru karena ia percaya akan mendapatkan
pekerjaan yang baru.
2. Pengangguran Musiman
Yaitu orang yang biasanya
tidak di perlukan dalam beberapa waktu (musim). Misalnya instruktur ski yang
mungkin menganggur di musim panas.
3. Pengangguran Siklis
Yaitu orang yang menganggur
karena kondisi ekonomi sedang memburuk. Misalnya suatu perusahaan akan
memberhentikan buruh pabrik apabila permintaan produk menurun.
4. Pengangguran Struktural
Yaitu orang yang menganggur
karena tidak mempunyai keterampilan yang cukup. Misalnya orang yang terbatas
pendidikannya mungkin saja menjadi bagian dari pengangguran struktural.
Dari ke-empat jenis
pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik
dari kondisi ekonomi tetapi untuk menentukan berapa pengangguran dari tingkat
siklis ini sangat sulit. Beberapa orang berasumsi apabila pengangguran berubah,
maka perubahan itu di kaitkan dengan siklis ekonomi.
Sensitivitas
Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa
perusahaan lebih sensitif dari pada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena
permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut.
Misalnya permintaan produk pangan yang di sediakan oleh Mc Donalds tidak begitu
sensitif terhadap kondisi ekonomi karena orang masih membeli Mc Donalds
walaupun ekonomi nya lemah.
Inflasi
Inflasi
adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu
tertentu. Tingkat inflasi dapat di estimasikan dengan mengukur persentase
perubahan indeks harga konsumen yang memberikan indikasi harga bermacam produk
konsumen seperti produk kebutuhan rumah tangga, perumahan, harga bahan bakar,
jasa kesehatan dan listrik.
Inflasi
dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena
naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku dan juga Gaji dapat dipengaruhi
oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan lebih
tingginya biaya operasi perusahaan. Penerimaan erusahaan mungkin juga tinggi
selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga
yang lebih tinggi sebagai kompensasi biaya mereka yang lebih tinggi pula.
Tipe
Inflasi
1.
Cost-Pust
Inflation ( inflasi biaya dorong) yaitu situasi apabila produk di beri harga
lebih tinggi karena biaya yang di alami perusahaan juga lebih besar. Misalnya
produsen minuman ringan seperti PepsiCo menaikkan harga ketika biaya aluminium
(yang dipakai untuk kaleng) juga naik.selain itu, Procter & Gamble
menaikkan harga kertas tisu mengikuti nainya harga pulp.
2.
Demand-Pull
Inflation (inflasi permintaan tertarik) yaitu situasi apabila harga barang dan
jasa tertarik naik karena permintaan konsumen yang kuat. Misalnya pertumbuhan
ekonomiyang kuat berarti pengangguran lebih sedikit, jadi pekerja dapat
bernegosiasi untuk meminta upah yang lebih tinggi. Perusahaan mungkin mau
memberikan upah lebih tinggi untuk tetap mempekerjakan dia ketika tidak ada
pekerja yang memenuhi syarat ada di pasar kerja. Dengan begitu perusahaan
cenderung menaikkan harga produknya untuk menutup biaya yang lebih tinggi.
Tingkat
Suku Bunga
Tingkat
suku bunga mewakili biaya meminjam uang.
Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka
menentukan jumlah pengeluaran yang harus di tanggung apabila meminjam uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran
biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang di minta oleh bank komersial
atau kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga
pasar. Walaupun misalnya perusahaan sudah meminjam dari bank komersial selama
beberapa tahun, suku bunga pinjaman tetap disesuaikan secara periodic ( setiap
enam bulan atau setiap tahun) berdasarkan suku bunga yang wajar pada saat itu.
Tingkat
suku bunga mempengaruhi biaya pendanaan beberapa proyek yang di pandang perlu
dan layak dalam periode suku bunga rendah mungkin akan tidak layak dalam
periode suku bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan dapat cukup
mengembalikan biaya pendanaannya. Sebagai konsekuensi perusahaan cenderung
mengurangi tingkat ekspansi apabila tingkat suku bunga tinggi.
Tingkat
suku bunga mempengaruhi penerimaan perusahaan dan juga biaya bunga. Misalnya
apabila suku bunga pinjaman naik, biaya pendanaan untuk membeli rumah baru juga naik. Sehingga permintaan
untuk rumah barupun menurun dan perusahaan yang membangun rumah mengalami
penurunan bisnis.
Ringkasan
Faktor Ekonomi Makro yang dapat Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Penerimaan
perusahaan di pengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi tingkat
permintaan produk perusahaan. Penerimaannya dan biaya operasionalnya
dipengaruhi oleh inflasi. Biaya bunga dipengaruhi oleh pergerakan tingkat suku
bunga karena tingkat suku bunga mewakili biaya pinjaman uang dan perubahan
tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, situasi
seperti ini sangat berguna untuk individu maupun korporasi. Permintaan untuk
produk perusahaan tergantung kepada pertumbuhan ekonomi di mana produk di jual.
B.
BAGAIMANA HARGA PASAR DITENTUKAN
Harga
pasar adalah harga kesepakatan antara pembeli dan penjual dari hasil tawae
menawar. Adanya permintaan dan penawaran mendorong pembeli dan penjual
melakukan proses tawar menawar untuk mendapatkan harga pasar. Harga pasar suatu
produk dipengaruhi oleh permintaan total produk tersebut dan dipengaruhi oleh
penawaran produk (pasokan/persediaan produk) yang dihasilkan oleh perusahaan.
Harga
pasar terbentuk jika ada :
a.
Antara
penjual dan pembeli terjadi tawar menawar
b.
Adanya
kesepakatan harga ketika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan
Perubahan
harga mempengaruhi kinerja perusahaan. Perubahan harga ditentukan untuk produk
(yang mempengaruhi penerimaan mereka) dan harga yang harus mereka bayar untuk
barang pasokan dan bahan baku (yang mempengaruhi biaya operasional). Harga
produk dan pasokan tersebut tergantung pada kondisi permintaan dan penawaran.
Jadwal Permintaan untuk suatu Produk
Permintaan
akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan jadwal permintaan (demand schedule),
yaitu suatu jadwal yang mengindikasikan kuantitas produk yang akan diminta
pada setiap harga yang mungkin. Jika
harga relatif tinggi, maka jumlah yang diminta relatif rendah. Di sisi yang
lain, ketika harga menurun kuantitas yang diminta meningkat.
Hal
ini dapat dijumpai ketika harga beberapa kebutuhan pokok naik. Misalnya,
beberapa waktu lalu Indonesia digegerkan dengan melonjaknya harga kedelai.
Dimana kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Akhirnya produsen
yang dalam hal ini berperan sebagai konsumen kedelai terpaksa mengurangi
belanja bahan pokok dan mengurangi jumlah produksinya. Sama hal nya dengan kedelai,
kenaikan harga cabai dan bawang juga membuat para ibu rumah tangga terpaksa
mengurangi konsumsi barang tersebut dikarenakan harganya naik.
Jadwal permintaan, digambarkan secara grafis
sebagai kurva
permintaan , merupakan jumlah beberapa baik yang pembeli bersedia dan mampu untuk membeli
pada berbagai harga, dengan asumsi semua faktor-faktor penentu permintaan
selain harga barang tersebut, seperti pendapatan, selera pribadi , harga barang substitusi , dan harga barang komplementer , tetap sama. Mengikuti hukum permintaan , kurva permintaan hampir selalu digambarkan
sebagai miring ke bawah, yang berarti bahwa ketika penurunan harga, konsumen
akan membeli lebih baik.
Sama seperti kurva penawaran mencerminkan biaya marjinal kurva, kurva permintaan ditentukan oleh utilitas marjinal kurva. Konsumen akan bersedia untuk membeli
jumlah tertentu yang baik, dengan harga tertentu, jika utilitas marjinal
konsumsi tambahan sama dengan biaya
kesempatan ditentukan oleh harga, yaitu, marjinal utilitas pilihan alternatif
konsumsi. Jadwal permintaan didefinisikan
sebagai kemauandan kemampuan konsumen untuk membeli produk
tertentu dalam kerangka waktu tertentu.
Seperti dijelaskan di atas, kurva permintaan biasanya
miring ke bawah. Mungkin ada contoh barang langka yang miring-kurva permintaan
ke atas. Dua jenis barang hipotetis yang berbeda dengan kurva permintaan-miring
ke atas adalah barang
Giffen (inferior
tetapipokok yang baik) dan barang
Veblen barang
(dibuat lebih modis dengan harga yang lebih tinggi).
Jadwal Penawaran
untuk suatu Produk
Penawaran akan suatu produk dapat ditunjukkan
dengan jadwal penawaran (supply schedule), yaitu jadwal yang mengindikasikan
kuantitas suatu produk yang ditawarkan (diproduksi) oleh perusahaan pada setiap
harga yang mungkin. Ketika harga suatu produk relatif tinggi, maka perusahaan
akan memproduksi sejumlah besar produk tersebut. Produsen mau memproduksi
produk ini pada hraga tinggi karena perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi
jika perusahaan dapat menjual produk tersebut pada harga yang tinggi. Di sisi
yang lain, jika harga suatu produk relatif rendah maka kuantitas yang
ditawarkan akan lebih kecil karena beberapa perusahaan tidak mau memproduksi
dalam jumlah yang tinggi jika produk tersebut dijual pada harga yang rendah.
Kenaikan harga daging ketika menjelang hari
raya idul fitri menjadi momentum bagi para penjual untuk menaikan harga maupun
menambah pasokan daging itu sendiri. Hal ini dikarenakan saat menjelang hari
raya idul fitri permintaan daging pasti meningkat tajam. Pembeli akan membeli
daging dengan harga berapapun. Oleh karena itu pada saat ini penjual bisa
meraup keuntungan berlipat.
Jadwal pasokan, digambarkan secara grafis sebagai kurva
penawaran,
merupakan jumlah beberapa yang
baik yang
bersedia dan produsen dapat menjual pada berbagai harga, dengan asumsi ceteris
paribus, yaitu, dengan asumsi semua faktor penentu selain pasokan harga barang
yang bersangkutan , seperti teknologi dan harga-harga faktor produksi, tetap
sama.
Berdasarkan asumsi persaingan sempurna, pasokan
ditentukan oleh biaya
marjinal . Perusahaan akan menghasilkan output tambahan selama biaya produksi
unit tambahan output lebih rendah dari harga yang akan mereka terima.
Interaksi
Permintaan dan Penawaran
Hubungan
antara jadwal permintaan dan jadwal penawaran ditentukan oleh harga. Pada harga
suatu produk yang relatif tinggi, kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan
melampaui kuantitas yang diminta oleh pelanggan, sehingga menimbulkan apa yang
disebut surplus. Surplus ini terjadi karena pelanggan tidak mau membeli produk
tersebut ketika harganya terlalu mahal.
Ketika
harga suatu produk relatif rendah kuantitas yang ditawarksn oleh perusahaan
akan lebih sedikit dibandingkan dengan kuantitas yang diminta oleh pelanggan,
sehingga menimbulkan apa yang disebut minus.
Pada
harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan oleh produsen sama dengan
kuantitas produk yang diminta oleh pelanggan disebut dengan harga keseimbangan
(equilibrium price). Ini merupakan harga dimana perusahaan mencoba untuk
menjual produknya. Pada harga diatas harga keseimbangan, perusahaan tidak mampu
menjual seluruh produk yang dihasilkannya, sehingga menimbulkan surplus. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengurangi harganya guna menghilangkan surplus
tersebut. Pada harga dibawah harga keseimbangan, perusahaan tidak akan
memproduksi produknya dalam jumlah yang mencukupi untuk memenuhi permintaan
pelanggan pada harga tersebut. Perusahaan dapat menaikkan harganya untuk
memperbaiki minus tersebut.
Akibat dari Perubahan Jadwal Permintaan
Kondisi yang
berubah dapat menyebabkan jadwal permintaan atau penawaran untuk produk
tertentu berubah. Konsekuensinya, harga ekuilibrium untuk produk tersebut juga
berubah. Misalkan, produk tersebut
diketehui memiliki kualitas baik, maka produk tersebut akan dipercaya dan
dikenal sebagai produk yang berkualitas. Maka permintaan produk akan lebih
tinggi daripada sebelum produk tersebut
terkenal. Maka logikanya, jika produk menjadi terkenal, permintaan terhadap
produk naik dan mengakibatkan suatu minus (kekurangan persediaan produk). Maka
untuk mengatasi kekurangan tersebut, perusahaan menjual barang dengan harga
tinggi agar kekurangan terkoreksi.
Akibat Perubahan
dalam Jadwal Penawaran
Seperti halnya
perubahan jadwal permintaan mempengaruhi harga ekuilibrium produk, maka sama
halnya dengan perubahan dalam jadwal penawaran. Misalkan, teknologi telah
diperbaiki membuat produsen menghasilkan produk dengan harga yang lebih rendah.
Hal ini akan mengkibatkan perusahaan akan menjual produk lebih banyak dari
sebelumnya pada harga tertentu. Logikanya, jika teknologi diperbaiki
mengakibatkan produsen menghasikan produk dengan biaya rendah, dengan banyak
produsen yang memproduksi barang. Hal ini
mengakibatkan pasokan lebih banyak daripada permintaan yang mengakibakan
surplus. Maka produsen akan menurunkan harga produknya untuk menjual semua
produk.
Akibat Permintaan dan Penawaran pada Tingkat Harga Umum
Tingkat harga
umum adalah rata-rata harga dari semua barang dan jasa yang ada. Jika total
permintaan konsumen atau sebagain produk tiba-tiba naik, maka tingkat harga
umum dapat naik. Tingkat harga umum dapat dipengaruhi oeh pergeseran dari
jadwal penawaran untuk semua barang dan jasa. Jika jadwal penawaran untuk semua
barang tiba-tiba turun maka tingkat harga umum harus naik pula.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Pasar
Permintaan atau
penawaran berubah, dapat menyebabkan harga pasar baru. Pergeseran jadwal
permintaan dan penawaran disebabkan oeh beberaa faktor, yaitu
a.
Pendapatan konsumen
Pendapatan
konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu.
Sutau pertumbuhan ekonomi tingkat tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi
konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin akan membelanjakan uang mereka untuk mengkonsumsi barang dan
jasa lebih banyak. Hal itu dapat mengakibatkan harga lebih tinggi. Begitupun
sebaliknya pada keadaan apabila pendapatan konsumen turun.
b.
Preferensi konsumen
Apabila
preferensi atau selera konsumen terhadap suatu produk berubah maka permintaan
konsumen juga berubah. Apabila produk menjadi kurang terkenal, permintaan
produk berkurang. Akibatnay surplus dan mengharuskan perusahaan menurunkan
harga untuk menjual produk mereka.
c.
Biaya produksi
Faktor
lain yang dapat mengakibatkan
mempengaruhi harga ekuilibrium adalah perubahan dalam biaya produksi. Ketika
perusahaan mengalai biaya rendah, mereka bersedia memproduksi lebih untuk harga
tertentu. Ini mengakibatkan suatu
surplus produk, memaksa perusahaan menurunkan harga agar dapa menjual semua
hasil produksi.
C.
PENGARUH PEMERINTAH PADA KONDISI EKONOMI
Pemerintah
dapat mempengaruhi ekonomi dalam suatu Negara dengan peraturan atau kebijakan
yang diterapkan. Untuk mempengaruhi kondisi ekonomi, pemerintah
mengimplementasikan kebijakan moneter dan fiskal.
Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter merupakan kebijakan yang berkaitan dengan persediaan uang. Sebagai
contoh persediaan uang di Amerika dikendalikan oleh Federal Reserve System (The
Fed), bank sentral Amerika. The Fed dapat dengan mudah menyesuaikan persediaan
uang Amerika. Karena kebijakan moneter The Fed mempengaruhi tingkat persediaan
uang, maka akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
Cara
The Fed mengurangi tingkat suku bunga dengan cara menaikkan persediaan dari
dana yang dapat dipinjam pada bank komersial atau institusi keuangan lain.
Misalkan permintaan dana pinjaman tetap, maka kenaikan dana pinjaman tersebut
seharusnya menyebabkan tingkat suku bunga turun.
Sementara cara
The Fed menaikkan persediaan dana pinjaman yaitu dengan mengelola dana diluar
sistem perbankan dimana dana tidak bisa dipinjamkan oleh pihak mana pun. The
Fed dapat memakai uang ini untuk membeli sekuritas Treasury yang disimpan oleh
individu maupun perusahaan. Pembelian ini mengakibatkan dana baru bagi individu
atau perusahaan yang mendepositokan pada bank komersial. Sehingga persediaan
uang di bank komersial atau institusi keuangan lain naik karena mendapatkan
pinjaman dari dana tersebut.
Seperti halnya
cara The Fed dapat menurunkan tingkat suku bunga, cara sebaliknya dapat
digunakan The Feed dalam meningkatkan tingkat suku bunga. The Feed akan menarik
dana keluar dari bank komersial atau institusi keuangan untuk menurunkan
persediaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan oleh institusi keuangan kepada
peminjam. Misalkan permintaan pinjaman tidak berubah, maka penurunan persediaan
akan menyebabkan tingkat suku bunga naik.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal
merupakan kebijakan yang berkaitan dengan tingkat pajak (pajak pendapatan
pribadi, pajak korporasi, dan pajak cukai) dan pembelanjaan uang. Sehingga
kebijakan ini sangat relevan untuk bisnis karena mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yang berdampak pada permintaan barang atau jasa perusahaan.
Misalkan
kebijakan fiskal mengurangi pajak pendapatan pribadi, kebijakan ini akan
mengakibatkan pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi. Sehingga akan
mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Hal tersebut mengakibatkan
permintaan produk dan jasa mengalami kenaikkan dan dapat memperbaiki kinerja
bisnis.
Sebaliknya, jika
kebijakan fiskal menaikkan pajak pendapatan pribadi, maka pendapatan setelah
pajak menjadi lebih rendah. Sehingga mendorong masyarakat untuk membatasi diri
dalam membelanjakan uangnya. Hal tersebut akan mengakibatkan kinerja bisnis
melemah karena berkurangnya permintaan suatu produk atau jasa.
Pengaruh Pemerintah pada Faktor Ekonomi
Sehingga dapat
ditarik pemahaman jika kebijakan moneter mempengaruhi tingkat suku bunga,
permintaan produk, dan ekspansi perusahaan. Sementara kebijakan fiskal dapat
mempengaruhi tingkat pajak pribadi, korporasi, dan pajak cukai yang
mempengaruhi perilaku konsumen dan pendapatan perusahaan.
Pro dan Kontra Kebijakan Ekonomi
Pemerintah
menghadapi dilema jika ingin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Apabila mengimplementasikan
kebijakan moneter maupun fiskal yang ketat, akan menekan inflasi menjadi
rendah. Akan tetapi dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Sehingga berdampak pada peningkatan suku bunga (kebijakan moneter). Serta
mengakibatkan pajak tinggi dan pengeluaran pemerintah yang rendah (kebijakan
fiskal).
Apabila
pemerintah mengimplementasikan kebijakan yang lebih stimulatif, akan
menggerakkan ekonomi. Tetapi dengan catatan akan meningkatkan inflasi yang
lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan kebijakan ekonomi memiliki pro dan
kontra tersendiri.
Dalam pro dan
kontra tersebut para manajer perusahaan cenderung memprediksi bagaimana
kebijakan moneter dan fiskal yang akan datang dan mempengaruhi kondisi ekonomi.
Informasi tersebut digunakan untuk memprediksi permintaan produk, biaya buruh,
bahan baku, dan biaya bunga. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan
dan mengatasi segala kemungkinan yang terjadi dimasa yang akan data
KESIMPULAN
Konsep-konsep
pada bab ini mempengaruhi kinerja bisnis melalui pengambilan keputusan oleh
perusahaan yang harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang telah dirangkum
sebelumnya. Perusahaan mencoba untuk mengantisipasi perubahan dalam kondisi
ekonomi (dapat berupa perubahan jadwal permintaan dan jadwal penawaran)
sehingga perusahaan dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup produksi
untuk memenuhi permintaan. Ramalan permintaan suatu perusahaan mempengaruhi
keputusannya mengenai kuantitas bahan baku yang akan dipesan, apakah perusahaan
akan melakukan perluasan produksi dan apakah akan mempekerjakan lebih banyak
karyawan. Perusahaan juga mencoba untuk menilai bagaimana biayanya akan berubah
sebagai respon terhadapa perubahan yang mungkin terjadi pada kondisi ekonomi
sehingga perusahaan dapat menentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk
menutup beban perusahaan di masa datang. Secara keseluruhan, perusahaan yang
dapat mengantisipasi perubahan dalam kondisi ekonomi lebih siap untuk berurusan
dengan perubahan dalam permintaan atau dalam biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Madyra, James. (2011). INTRODUCITON
TO BUSINESS (Pengantar Bisnis). Jakarta : Salemba Empat
makasih atas informasinya
ReplyDeleteST3 Telkom
5sama
Delete