Diceritakan dahulu ada seseorang ulama Habib Umar Bin Abdurrahman Al
Athos. Beliau itu setiap kali diundang untuk menghadiri maulidinnabi,
datangnya paling awal dan pulangnya paling akhir. Ketika duduk di suatu
majlis tak pernah merasakan capek, tak pernah merasakan bosan dan tidak
pernah merasa pegal-pegal badannya karena beliau mendengarkan
kisah-kisah kekasihnya yaitu Rasulullah SAW.
Tapi suatu ketika, Habib Umar itu sebelum mahalul qiyam dibacakan,
beliau pulang. Beliau meninggalkan lokasi maulid. Maka semua
santri-santrinya dan para hadirin terheran-heran pada beliau dan salah
satu bertanya pada Habib Umar
“ Wahai Habib Umar Bin Abdurrahman Allathos, kok tumben panjenengan dereng rampung pembacaan sholawat kok sampun wangsul? “.
Ternyata Habib Umar memberikan jawaban sedikit, yaitu ”Tatkala saya
mendatangi maulid Nabi, saya selalu melihat sosoknya hadir di majlis itu
dari awal maulud sampai akhir maulud. Tapi saat saya hadir maulid tadi
saya pulang, karena Rasulullah SAW pulang sebelum Maulid selesai, maka
saya ikut pulang. Maulid ini sudah hampa bagi saya tanpa adanya
Rasulullah SAW. Lalu saya bertanya pada Rasulullah SAW “Wahai Rasulullah
kenapa Kau pulang Ya Rasul sebelum maulid itu selesai?” . Rasulullah
menjawab “Karena di dalam pengajian maulid itu, di pojok sebelah
belakang sana Saya (Rasul) melihat ada orang yang lagi merokok (karena
merokok itu hukumnya makruh, jadi kalau kalian itu merokok di majlis
yang mulia di majlis Rasulullah, maka Rasulullah meninggalkan majlis itu
meskipun majlis tersebut belum selesai)””.
Lanjut Habib Umar menyampaikan “ Buat apa Saya ikut majlis, karena
telah ditinggal Rasulullah!”’Cerita ini memberikan hikmah bagi kita
semua, bukan berarti kita (majlis sholawat) melarang untuk merokok, tapi
karena tempat ini (majlis) memang tidak pantas untuk merokok. Yang
kedua, kenapa Ulama’-ulama’ dulu datang di suatu majlis duduk di suatu
majlis dari ba’da isya sampai jam 1 malam, gak bergerak di majlis itu
nggak ada yang merasa capek.
Habib Umar merupakan Sultonul Auliyah pada zamannya, jadi tidak heran
jika beliau bisa selalu melihat indahnya wajah Rasululloh SAW secara
terang-terangan saat maulid sebagaimana kita berhadapan satu sama lain.
By: Ali Maskur 5 Maret 2016
Dapat dilihat juga di http://pelajarnupurworejo.org/pesan-habib-ali-zaenal-abidin-dalam-krapyak-bersholawat-maret-2016/
No comments:
Post a Comment