PENGERTIAN
PROFESIONALISME KERJA
Profesionalisme
merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung
pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber
penghidupan.
Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi. Profesi sering kita artikan dengan “pekerjaan” atau “job” kita sehari-hari. Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo Saxon tidak hanya terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”.
Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsure keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.
Berkaitan dengan profesionalisme ini ada dua pokok yang menarik perhatian dari keterangan ENCYCLOPEDIA-NYA PROF, TALCOTT PARSONS mengenai profesi dan profesionalisme itu.
PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkan sebagai kelompok “kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapat dimasukkan sebagai kelompok “administrator” atau “birokrat”.
KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompok tersendiri, yang bertugas memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadershipstatus. Jelasnya mereka merupakan lapisan kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari atasan, melalui yang menengah sampai ke bawah.
Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini. PARSONS tidak tahu arah lanjut proses profesionalisasi itu nantinya, tapi menurutnya, bahwa keseluruhan kompleks profesionalisme itu tidak hanya tampil kedepan sebagai sesuatu yang terkemuka, melainkan juga sudah mulai mendominasi situasi sekarang.
Dalam perkembangannya perlu diingat, bahwa profesionalisme mengandung dua unsur, yaitu unsur keahlian dan unsur panggilan, unsur kecakapan teknik dan kematangan etik, unsur akal dan unsur moral. Dan kedua-duanya itulah merupakan kebulatan unsur kepemimpinan. Dengan demikian, jika berbicara Tentang profesionalisme tidak dapat kita lepaskan dari masalah kepemimpinan dalam arti yang luas.
Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi. Profesi sering kita artikan dengan “pekerjaan” atau “job” kita sehari-hari. Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo Saxon tidak hanya terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”.
Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsure keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.
Berkaitan dengan profesionalisme ini ada dua pokok yang menarik perhatian dari keterangan ENCYCLOPEDIA-NYA PROF, TALCOTT PARSONS mengenai profesi dan profesionalisme itu.
PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkan sebagai kelompok “kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapat dimasukkan sebagai kelompok “administrator” atau “birokrat”.
KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompok tersendiri, yang bertugas memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadershipstatus. Jelasnya mereka merupakan lapisan kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari atasan, melalui yang menengah sampai ke bawah.
Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini. PARSONS tidak tahu arah lanjut proses profesionalisasi itu nantinya, tapi menurutnya, bahwa keseluruhan kompleks profesionalisme itu tidak hanya tampil kedepan sebagai sesuatu yang terkemuka, melainkan juga sudah mulai mendominasi situasi sekarang.
Dalam perkembangannya perlu diingat, bahwa profesionalisme mengandung dua unsur, yaitu unsur keahlian dan unsur panggilan, unsur kecakapan teknik dan kematangan etik, unsur akal dan unsur moral. Dan kedua-duanya itulah merupakan kebulatan unsur kepemimpinan. Dengan demikian, jika berbicara Tentang profesionalisme tidak dapat kita lepaskan dari masalah kepemimpinan dalam arti yang luas.
Bersikap Profesional dalam Bekerja
Profesionalisme bukanlah hanya suatu kata,
namun itu merupakan suatu komitmen. Berbicara mengenai profesionalisme, mungkin
Anda bisa mulai mempertanyakan pada diri Anda. Sebenarnya apa sih makna dari
profresionalisme itu? Dan pertanyaan yang lebih penting, apakah dampak dari
bersikap professional bagi diri Anda sendiri?
Bidang kesehatan, hukum dan akuntansi
merupakan beberapa bidang yang telah memiliki kode etik profesional sendiri.
Kita tidak perlu khawatir pada mereka yang bekerja di bidang ini karena mereka
telah memiliki standar profesional tersendiri yang menjadi standar mereka dalam
bekerja. Namun bagaimana dengan bidang HR?
Society for Human Resource Management
(SHRM) telah memberikan panduan kode etik profesional untuk para praktisi di
bidang HR yang disebut sebagai “Profesional Responsibility.” Berikut
pemaparan mengenai hal tersebut seperti yang dikutip dari buku Introduction to
Management karya Schermerhorn:
- Anda perlu memberikan nilai bagi
organisasi Anda
- Berkontribusi untuk menajalankan kode
etik yang sudah ditetapkan
- Menjadi pionir dalam menjalankan profesi
sesuai dengan kode etik
- Bertanggung jawab dengan segala rencana
dan pelaksanannya
- Melakukan keadilan dan kesetaraan di
tempat kerja
- Jujur dalam mengungkapkan suatu informasi
- Menjaga Hak Asasi Manusia setiap individu
dalam organisasi Anda
- Terus menerus berusaha untuk mencapai
target yang semakin meningkat
- Selalu berusaha untuk memajukan kemampuan
suatu individu dalam organisasi Anda
Mengapa hal-hal ini menjadi penting untuk
dimiliki seorang pemimpin? Karena profesionalisme sangat dibutuhkan dalam dunia
bisnis dan manajemen. Dalam kedua bidang ini, namun tidak hanya kedua bidang
ini termasuk bidang yang lainnya, dituntut untuk bersikap professional dalam
bekerja.
PRINSIP-PRINSIP
MENERAPKAN PROFESIONAL KERJA
SEKTOR DAN TANGGUNG JAWAB INDUSTRI
Dalam
Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu
(2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti (1) bersifat profesi (2) memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, (3) beroleh bayaran karena
keahliannya itu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
memiliki dua kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal
itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat
dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut,
yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan
yang layak sesuai kebutuhan hidupnya. Hal itu berlaku pula untuk
profesionalisme guru.
Profesionalisme
berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan
profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).
Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan
seseorang yang professional (Longman, 1987).
“Profesionalisme”
adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan
peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan
selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga
keberadaannya senantiasa memberikan makna proesional.Biasanya dipahami sebagai
suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. Ciri-ciri
profesionalisme:
Biasanya
dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang
baik. Ciri-ciri profesionalisme:
1.
Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi
2.
Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan
3.
Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
4.
Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
Prinsip-prinsip perilaku
profesionalisme :
a.
Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai professional hendaklah melaksanakan pertimbangan professional dan moral
seluruh keluarga.
b.
Kepentingan publik
Harus menerima kewajiban untuk
bertindak dalam melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik
c.
Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas
publik maka harus melaksanakan seluruh tanggung jawab professional.
d.
Obyektifitas dan Independent
Seseorang professional harus mampu
mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik.
e.
Kecermatan dan keseksamaan
Anggota harus mengamati standar
teknis dan standar etnik profesi.
f.
Lingkup dan sifat produk jasa
Seseorang professional dalam praktik
publik harus mengamati prinsip perilaku professional dalam menentukan lingkup
dan sikap produk dan jasa yang diberika.
A. Mengidentifikasi sector
danTanggung jawab industri
1. Pengertian Perusahaan Industri
Perusahaan
Industri merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku (raw material)menjadi
barang jadi (Finished Goods). Misalnya, Kapas diolah perusahaan industry
menjadi pakaian. Barang jadi tersebut kemudian dijual setelah sebelumnya
disimpan sementara di gudang penyimpanan. Kegiatan mengolah bahan baku menjadi
barang jadi disebut proses produksi.
Berikut
beberapa factor yang menentukan bidang usaha perusahaan industry.
a.
Tanah
b. Bahan
Baku
c.
Transportasi
d. Pemasaran
e.
Tenaga Kerja
f.
Tenaga penggerak
3. Jenis-jenis Usaha dalam Bidang Ekonomi
a.
Agraris
Usaha
dibidang Agraris menggunakan lahan tanah sebagai factor produksi utama.
Misalnya pertanian, perkebunan dan peternakan.
b.
Industri
Usaha
dibidang industry merupakan jenis usaha yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan bahan setengah jadi
menjadi bahan jadi.
c.
Perdagangan
Usaha
dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang-barang produksi
kepada pihak lain tanpa mengolah bahan tersebut. Misalnya pedagang beras, bahan
bangunan dan makanan.
d. Jasa
Usaha
bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda melainkan
memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan. Misalnya guru, dokter,
dan paramedic.
4. Pengelolaan Usaha
a. Usaha
yang dikelola sendiri/perorangan
Kelebihan
dari usaha yang dikelola sendiri adalah :
1) Pemilik
bebas mengatur usahanya
2) Semua
keuntungan dapat dinikmati sendiri
3) Rahasia
perusahaan terjamin
Sedangkan
kekurangannya sebagai berikut :
1) Modal
terbatas
2) Tenaga
terbatas
3) Kesinambungan
usaha kurang terjamin
4) Resiko
ditanggung sendiri
b. Usaha
dikelola kelompok
1) Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN
digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
a) Perusahaan
Jawatan (Perjan)
Perusahaan yang bertujuan memberikan
pelayanan pada masyarakat dan bukan semata-mata mencari keuntungan.
b) Perusahaan
Umum (Perum)
Perusahaan yang bertujuan memberikan
pelayanan pada masyarakat dan mencari keuntungan.
c) Perusahaan
Perseroan (Persero)
Perusahaan yang modalnya terdiri
atas sahan-saham yang sebagian sahamnya dimiliki Negara dan sebagian lagi
swasta.
2) Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS)
a) Firma
(Perusahaan Persekutuan)
Firma
adalah badan usaha yang dimiliki oleh paling sedikit dua orang dan resiko
ditanggung bersama.
b)
Persekutuan Komanditer (CV)
CV adalah
badanusaha yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang. Dalam CV terdapat dua
macam keanggotaan yaitu anggota aktif dan pasif. Anggota aktif bertanggung
jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Anggota pasif hanya sebatas pemilik
modal.
c) Perseroan Terbatas (PT)
PT adalah badan usaha yang modalnya
dihimpun dari beberapa orang melalui penjualan saham. Saham adalah surat tanda
bukti keikutsertaan menjadi pemilik perusahaan.
d) Koperasi
Koperasi adalah badan usaha bersama
yang memiliki organisasi berdasarkan atas asas kekeluargaan yang bertujuan
mensejahterakan anggotanya.
B. Menerapkan Pedoman , Prosedur, dan Aturan kerja
1. Pedoman kerja yang
efisien
• Bekerja berdasarkan/sesuai rencana
• Menyusun rangkaian pekerjaan menurut urutan yang tepat
• Biasakanlah memulai & menyelesaikan
pekerjaan dengan
segera
• Bila mungkin kerjakan pekerjaan beberapa
sekaligus
• Menyusun
sistem kerja yang otomatis.
• Menyimpan benda/alat-alat yang mudah diambil
• Biasakan mengambil keputusan segera
• Buat catatan untuk membantu ingatan
• Biasakan melimpahkan tugas & wewenang kepada
bawahan.
Dalam suatu organisasi upaya untuk
menciptakan disiplin selain melalui tata tertib/peraturan yg jelas, juga harus
ada penjabaran tugas dan wewenang yang jelas, tata kerja yang sederhana yg mudah diketahui setiap
anggota organisasi
Struktur
organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dan
pengelolaan organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan antarafungsi- fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi atau
orang-orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
entuk-bentuk
Oranisasi Perusahaan
Berdasarkan
pola hubungan kerja, lintas wewenang, dan tanggung jawab, organisasi dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu organisasi garis/lini, organisasi
fungsional, organisasi garis dan staf.
Direktur
|
Staff
|
Staff
|
Kabag
pemasaran
|
Kabag
Keuangan
|
Kabag
Produksi
|
Kabag
Personalia
|
Syarat-syarat
Personal
a. Prasyarat pengetahuan
Syarat
pengetahuan mencakup pengetahuan yang mendasari sesuatu profesi tertentu.
Syarat pengetahuan pada saat ini masih diukur dengan tingkat pendidikan
seseorang dengan menunjukkan apa yang disebut STTB atau ijazah.
b. Prasyarat Ketrampilan
Syarat
Ketrampilan berarti tuntutan untuk dapat melakukan sesuatu dengan cermat dan
berhasil.
c. Prasyaratan Kepribadian
Ciri-ciri
itu dapat dikenali dari hal-hal berikut :
1. Sikap
badan ketika duduk, berjalan, dan berbicara
2. Sifat
bersih dan rapi
3. Sikap
luwes dan berbusana serasi
4. Sifat
yang bertalian dengan kesehatan diri
5. Sifat
yang berkaitan dengan kemampuan dan ketrampilan kerja.
6. Sifat
kerohanian
Pengertian
SOP
- Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
- SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
Tujuan SOP
- Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
- Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
- Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.
- Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
- Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi :
- Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
- Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
- Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
- Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Kapan SOP
diperlukan
1. SOP
harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
2. SOP
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik
atau tidak
3. Uji
SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang
dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Keuntungan
adanya SOP
- SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten
- Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
- SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Dalam
menjalankan operasional perusahaan , peran pegawai memiliki kedudukan dan
fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar
operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi
sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan
misi perusahaan
C. Mengelola Informasi
1. Pengertian
Informasi
·
Menurut Gordon B. Davis dalam
bukunya Management Information System : conceptual fundations, structures, and
development menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk
yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di
dalam keputusan sekarang maupun masa depan.
·
Menurut Barry E Cushing dalam buku
Accounting Information System and Bussines Organization dikatakan bahwa
informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan datayang
diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerima.
·
Practise mengungkapnan informasi
sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
·
Menurut Robert N Anthony dan John
dearden menyebutkan informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah
pengetahuan bagi penggunannya.
Dari keempat pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
informasi merupakan hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna
bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan
dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
2. Syarat
– Syarat informasi
Adapun
syarat-syarat tentang informasiyang baik adalah mempunyai syarat :
1. Ketersediaan
(availability), informasi tersebut harus dapat diperoleh bagiorang yang hendak
memanfaatkannya
2. Mudah
dipakai (comprehensibility), informasi tersebut harus dapat dipakaioleh pembuat
keputusan
3. Relevan,
dalam konteks organisasi informasi yang diperlukan adalah yangrelevan dengan
permaslahan, misi dan tujuan organisasi
4. Bermanfaat,
konsekuensi dari syarat relevan adalah bahwa informasi tersebutharus bermanfaat
5. Tepat
waktu, informasi harus ada pada situasi yang diperlukan atau tepatwaktu
6. Keandalan
(reliability), informasi harus didapat dari sumber yang dapatdiandalkan
kebenarannya
7. Akurat,
syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan dankekeliruan
8. Konsisten,
informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalampenyajiannya karena
konsisten merupakan syarat penting bagi dasarpengambilan keputusan
Pemimpin
merupakan seorang manajer yang membawahi sebuah lembagapendidikan atau
organisasi. Seorang pakar Edwin Ghiselli mengemukakantentang sifat-sifat
tertentu untuk kepemimpinan efektif, sebagai berikut:
1. Kemampuan
dalam kedudukannya sebagai pengawas atau pelaksana fungsifungsidasar manajemen,
terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaanorang lain
2. Kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan mencakup pencarian tanggungjawab dan keinginan
sukses
3. Kecerdasan,
mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir
4. Ketegasan
(decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusankeputusandan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat
5. Kepercayaan
diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untukmenghadapi masalah
6. Inisiatif,
atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkanserangkaian
kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.
Untuk
mendapatkan kepemimpinan yang efektif setidaknya seorangpemimpin harus dapat
berusaha untuk memenuhi sifat-sifat seperti yang tersebutdi atas. Oleh sebab
itu, untuk mendukung hal tersebut seorang pemimpin harusmendapatkan informasi
yang valid dan akurat.Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam memimpin
danuntuk mempengaruhi seseorang sebagai salah satu cara pengawasan dalam
sebuahorganisasi atau lembaga pendiikan. Hal tersebut dapat didukung dengan
adanyaintelegensi yang tinggi mencakup kecerdasan, yang dimiliki seorang
pemimpin.Kepemimpinan sendiri merupakan suatu tugas yang besar karena dituntut
untukmembawahi orang-orang yang berbeda karakter dan pendapatnya.
Selainintelegensi, proses kepemimpinan harus ada ketegasan dan seorang
pemimpinuntuk proses pengambilan sebuah keputusan. Ketegasan tersebut akan ada,
jikakepercayaan dari yang dimiliki serang pemimpin saangat tinggi karena
denganadanya kepercayaan tersebut seorang pemimpin akan rasional dan
bijaksanadalam menjalankan kepemimpinan sebagai suatu proses dalam suatu
lembaga.
3. Peranan Informasi dalam Kualitas Produk dan Jasa
Kualitas
didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan computer
terkenal, mendeskripkan kualitas perangkat lunak sebagai tepat waktu, sesuai
anggaran dan memenuhi kebutuhan pemakai. Definisi kualitas yang paling
sederhana adalah “kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan”, bukan jumlah
kriteria yang ditetapkan perusahaan.
a.
Dimensi Kualitas produk
1) Kinerja
2) Features
3) Keandalan
4) Kesesuaian
5) Daya
Tahan
6) Kemudahan
perbaikan
7) Keindahan
8) Persepsi
terhadap kualitas
b. Dimensi
Kualitas Jasa
1)
Berwujud
2)
Keandalan
3)
Responsif
4)
Kepastian
5)
Empaty
4. Manajemen
Manajemen dalam arti yang sederhana
adalah pengelolaan. Tentunya pengelolaan ini melibatkan banyak unsur. Menurut
G.R Terry unsur dari manajemen adalah sebagai berikut :
a.
Man (manusia)
b. Money
(uang)
c.
Matherial (bahan-bahan)
d. Methode
(metode)
e.
Machine (mesin)
f.
Market (pasar)
Sedangkan fungsi-fungsi manajemen
sendiri terdiri sebagai berikut :
a.
Planning (perencanaan)
b. Organizing
(pengorganisasian)
c.
Actuating (penggerakan)
Manajemen
kualitas adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat
kualitas yang diinginkan pada proses, produk, dan jasanya dengan mengikuti
praktik-praktik manajemen fundamental.
5. Pengertian
dan fungsi komunikasi dalam Informasi di Perusahaan
Komunikasi menurut kamus besar
Bahasa Indonesia (Balai Pustaka 2002) artinya perhubungan, pengiriman, dan
penerimaan pesan atau antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud
mudah dipahami. Sedangkan menurut Ensiklopedia Administrasi, pengertian
komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide suatu sumber berita ke suatu
tempat tujuan.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa dasar komunikasi mempunyai tujuan, dimulai dari suatu pikiran
dan ide. Dalam hal ini terdapat dua dasar ketrampilan, yaitu sebagai berikut :
a.
Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara, menulis, dan mengarang
serta memberi isyarat.
b. Ketrampilan
menerima, yaitu ketrampilan mendengarkan dan membaca serta membaca isyarat.
6. Komponen
komunikasi
Komponen komunikasi adalah unsur
atau bagian yang berperan dalam proses komunikasi dapat terwujud, maka
diperlukan adanya unsur-unsur komunikasi. Oleh karena itu, bila salah satu unsur
– unsur komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak dapat terjadi atau berjalan
lancer. Unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :
a.
Komunikator
Komunikator merupakan orang yang
menyampaikan pesan, ide, pernyataan, keinginan dan pernyataan.
b. Komunikan
Adalah orang yang menerima ide,
pesan, penyataan, pertanyaan dan keinginan dari komunikator.
c.
Pesan
Pesan adalah ide, keinginan dari
komunikator yang didukung oleh lambing.
d. Saluran
(media)
Sarana atau media yang menunjang pesan
bila komunikasi jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
e.
Umpan balik (feed back)
Pengaruh dari adanya pesan yang
disampaikan melalui mimic atau perkataan.
f.
Enkode
Adalah proses pengantar pesan
g. Dekode
Adalah proses penerimaan pesan.
7. Efek
yang timbul dari berkomunikasi
a.
Efek kognitif
Pesan yang disampaikan menyebabkan
komunikan menjadi tahu.
b. Efek
efektif
Pesan yang disampaikan komunikator,
tidak hanya menjadikan komunikan tahu, namun membuat komunikan tergerak
hatinya, sehingga menimbulkan perasaan tertentu seperti marah, kecewa, gembira,
terharu dan bangga.
c.
Efek behavioral
Pesan yang disampaikan kepada
komunikan selain menjadi tahu dan tergerak hatinya, komunikan melakukan suatu
tindakan. Tanggapan pesan yang disampaikan sangat penting bagi komunikator
untuk mengetahui pesan yang diterima oleh komunikan mencapai sasaran atau
tidak. Dengan kata lain apakah komunikan menginterprestasikan pesan yang
diterima sesuai dengan maksud dari komunikator.
KOMPETENSI
PERSONAL
A.
Merencanakan Pekerjaan dengan Menerapkan waktu dan sumber daya
1.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab personal
Pekerjaan kantor (office work)
disebut juga clerical work, paper work atau administrasi tata usaha. Setiap
tugas pokok dalam instansi maupun dan dalam bentuk apapun perlu didukung oleh
pelayanan perkantoran.
Pada dasarnya, tata usaha
adalahtugas pelayanan tentang
keterangan-keterangan yang terwujud dalam enam pola kegiatan sebagai berikut :
a.
Menghimpun, yaitu kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala
keterangan yang terjadi sejak keterangan belum ada atau berserakan dimana-mana
menjadi keterangan yang siap dipergunakan.
b. Mencatat,
yaitu kegiatan yang membutuhkan alat tulis untuk mengelola
keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujud tulisan yang dibaca,
dikirim dan disimpan.
c.
Mengolah yaitu mengelola keterangan dengan cara dan alat tertentu, sehingga
terwujud dalam bentuk yang lebih berguna.
d. Menggandakan
yaitu kegiatan memperbanyak dengan cara dan alat tertentu, sehingga mencapai
jumlah yang diperlukan.
e.
Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan sesuatu dengan perantaraan dari satu pihak
ke pihak lain.
f.
Menyimpan yaitu kegiatan meletakkan sesuatu di tempat tertentu yang aman agar
tidakh ilang atau rusak.
2.
Perencanaan Pengadaan Personal
a.
Perencanaan pengadaan
Tugas perencanaan pengadaan personal
kantor bagi suatu organisasi atau perusahaan merupakan salah satu tugas
manajemen personalia.
b. Sumber-sumber
tenaga kerja
1) Sumber
dari luar perusahaan (eksternal)
Perekrutan tenaga kerja dari luar
berarti mengambil tenaga kerja dari instansi atau individu diluar perusahaan.
Tenaga dari luar dapat diperoleh dengancara-cara seperti berikut :
a) Perusahaan,
dalam hal ini bagian kepegawaian, menghubungi pegawai yang mempunyai saudara
atau family yang sedang mencari pekerjaan.
b) Pelamar
datang sendiri ke kantor/perusahaan
c) Perusahaan
menghubungi lembaga-lembaga pendidikan, perguruan tinggi dan tempat-tempat
pelatihan kerja.
d) Perusahaan
menghubungi instansi pemerintah.
e) Melalui
kontak sehari-hari secara pribadi
f)
Perusahaan memasang advertensi di surat-surat kabar
2) Sumber
dari dalam perusahaan (internal)
Sumber tenaga kerja dari dalam
adalah tenaga kerja yang diambil dari dalam perusahaan. Perekrutan dengan cara
ini merupakan usaha untuk sebagai berikut :
a) Pengembangan
karier
b) Promosi
biasa atau kenaikan jabatan dilingkungan yang sama
c) Promosi
mutasi atau kenaikan jabatan disertai perpindahan ke unit lain
c.
Langkah-langkah seleksi personal kantor
Kebijakan seleksi tentang kerja
mencakup hal-hal berikut :
1) Penarikan
tenaga kerja
2) Klasifikasi
tenaga kerja
3) Tes
dan wawancara
d. Program
Pengenalan
Suatu program pengenalan mencakup
empat hal utama yaitu aspek kehidupan organisasi, kepentingan pegawai baru,
ruang lingkup tugas, dan perkenalan.
3.
Pengembangan Personal
a. Arti pengembangan
Wexley dan Yuki berpendapat bahwa
pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan
usaha-usaha berencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill,
pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.
b.
Komponen-komponen pelatihan dan pengembangan
·
Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas
dan dapat diukur.
·
Para pelatih harus memiliki kualifikasi handal
·
Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai tujuan
·
Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan
tingkat kemampuan
·
Peserta harus memenuhi persyaratan
c. Prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan
pengembangan
·
Materi harus diberikan secara bertahap
·
Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan
·
Penatar harus mampu memotivasi dan meyebar respon
·
Adanya penguat (reinforcement)
·
Menggunakan konsep shaping perilaku
d. Tujuan pelatihan dan pengembangan
·
Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
·
Meningkatkan produktivitas
·
Meningkatkan kualitas kerja
·
Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
·
Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
·
Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
maksimal
·
Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
·
Menghindarkan keusangan
·
Meningkatkan perkembangan pegawai
4.
Mutasi dan Promosi
a.
Mutasi
Mutasi adalah kegiatan memindahkan
pegawai dari unit/bagian yang kelebihan tenaga ke unit/bagian yang kekurangan
tenaga atau yang memerlukan. Manfaat mutasi sebagai berikut
·
Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan
tenaga, tanpa merekrut tenaga dari luar.
·
Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang
tugas masing-masing
·
Memberi jaminan kepada pegawai bahwa mereka yakin tidak akan
diberhentikan, karena kekurangan kemampuan
·
Memberikan motivasi kepada pegawai
·
Mengatasi rasa bosan pegawai pada pekerjaan, jabatan dan
tempat kerja yang sama
b.
Promosi
Promosi berarti kemajuan, maju ke
depan, pemberian status dan penghargaan yang lebih tinggi. Manfaat promosi
sebagai berikut :
·
Motivasi pegawai
·
Meningkatkan semangat dan gairah pegawai
·
Mengisi formasi jabatan
·
Menjamin keyakinan para pegawai
B.
Mengelola Kompetensi Personal
1. Konsep
Dasar Sistem Produksi
Sistem produksi adalah serangkaian aktivitas
yang dilakukan untuk mengolah atau mengubah sejumlah masukan (input) menjadi
sejumlah pengeluaran (output) yang memiliki nilai tambah. Pengolahan yang
terjadi dapat berupa fisik maupun non fisik.sedanngkan nilai tambah adalah
nilai dari pengeluaran yang bertambah, dalam pengertian nilai guna atau nilai
ekonomisnya. Proses produksi ini bisa digambarkan dalam bentuk bagan input
output. Gambar di atas menunjukkan bahwa elemen-elemen utama dalam sistem
produksi adalah input, proses transformasi dan output. Proses transformasi akan
mengubah masukan/input menjadi pengeluaran/output. Proses ini biasanya
dilengkapi dengan kegiatan umpan balik untuk memastikan bahwa keluaran yang
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa proses
transformasi ini juga dipakai sebagai pengendali sistem produksi, agar mampu
meningkatkan perbaikan terus-menerus.
Sistem produksi memiliki komponen
atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi, terdiri dari material,
mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energy, informasi, tanah dan
lain-lain. Elemen fungsional terdiri dari supervise, perencanaan, pengendalian,
koordinasi, dan kepemimpinan. Elemen fungsional berkaitan dengan manajemen dan
organisasi.
2. Input
Dalam sistem produksi terdapat
beberapa input sebagai berikut :
a.
Tenaga Kerja
Operasi sistem produksi membutuhkan
intervensi manusia dan orang-orang yang terlibat dalam sistem produksi yang
dianggap sebagai input tenaga kerja.
b. Mesin
Untuk mengubah bahan baku menjadi produk
jadi, maka sebuah sistem produksi membutuhkan mesin.
c.
Material
Agar sistem produksi dapat
menghasilkan produk manufaktur, diperlukan material atau bahan baku.
d. Modal
Operasional sistem produksi
membutuhkan modal. Fasilitas peralatan, mesin produksi, bangunan pabrik, gudang
dan lain-lain dianggap sebagai barang modal.
e.
Metode
Aktivitas sistem produksi untuk
mengubah material menjadi barang jadi memerlukan teknologi. Teknologi tersebut
harus bisa dioperasikan. Cara untuk mengoperasikan teknologi disebut dengan
metoda.
f.
Energi
Mesin-mesin produksi dan aktivitas
produksi dan aktivitas pabrik lainnya membutuhkan energy untuk menjalankan
aktivitas itu. Berbagai macam bahan bakar, minyak pelumas, tenaga listrik, air untuk
keperluan pabrik, dll, dianggap sebagai input energy.
g. Informasi
Dalam industry modern, informasi
telah dipandang sebagai input. Berbagai macam informasi tentang kebutuhan
pelanggan, kuantitas permintaan pasar, perilaku pesaing, dll, dianggap sebagai
input informasi.
h. Manajerial
Sistem industry modern yang berada
dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif dibutuhkan supervise,
perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan yang efektif untuk
meningkatkan performansi sistem itu secara terus menerus.
i.
Tanah
Sistem produksi manufaktur
membutuhkan lokasi untuk mendirikan pabrik, gudang dan lain-lain.
3. Proses
Transformasi
Proses transformasi dalam sistem
produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja,
material, informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan, dalam suatu
lingkungan, untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual
dengan harga kompetitif di pasar. Contoh proses transformasi, bayangkan sebuah
pabrik perakitan mobil yang menggunakan bahan baku dalam bentuk parts dan
komponen. Material ini secara bersama-sama dengan peralatan modal, tenaga
kerja, energy, informasi, manajerial, dan lain-lain, ditransformasikan menjadi
mobil. Suatu tugas atau aktifitas dikatakan memiliki nilai tambah apabila
penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai tambah produk
sesuai dengan keinginan konsumen.
Contoh dari tugas yang memiliki
nilai tambah seperti berikut :
a.
Pengoperasian peralatan bor untuk mengubah sepotong logam tanpa cacat
b. Pengujian
material untuk menyakinkan bahwa material itu sesuai standar yang ditetapkan.
c.
Menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan baik.
4. Output
Output dari proses dalam sebuah
sistem produksi dapat berupa barang atau jasa yang disebut sebagai produk.
Selain produk hasil output dari sebuah sistem produksi adalah limbah dan
informasi. Pengukuran karakteristik output sebaiknya mengacu kepada kebutuhan
pelanggan dalam pasar. Berikut ini beberapa contoh sistem produksi jasa dan
manufaktur.
No
|
Sistem
|
Input
|
Output
|
1
|
Bank
|
Karyawan, fasilitas gedung dan
peralatan kantor, modal energy, informasi, manajerial dan lain-lain.
|
Pelayanan finansial bagi nasabah.
|
2
|
Rumah sakit
|
Dokter, perawat, fasilitas gedung
dan peralatan medic, laboratorium, modal, energy, informasi, manajerial dan
lain-lain.
|
Pelayanan medic bagi pasien dan
lain-lain.
|
3
|
Rumah makan
|
Koki, pelayanan, bahan, peralatan,
bumbu, modal, energy, informasi, manajerial dan lain-lain
|
Pelayanan makanan, hiburan dan
kenyamanan.
|
5. Produktifitas
Kerja
Pengertian
produktivitas secara umum adalah rasio antara output dibagi dengan input.
Sementara pendekatan dalam studi produktivitas seringkali hanya menekankan pada
aspek ekonomi tertentu saja. Kenyataannya, studi produktivitas juga mencakup
aspek-aspek non ekonomi, yang kadang-kadang lebih besar peranannya dalam
peningkatan produktivitas. Aspek-aspek non ekonomi, seperti manajemen dan
organisasi, kualitas kerja,motivasi dan lain sebagainya yang berperan dalam
menggerakkan, mendorong dan mengkoordinasikan para individu atau kelompok
indvidu lain yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan pada setiap unit
ekonomi untuk bekerja leboih efektif dan efisien.
Rumus yang
digunakan untuk menghitung produktivitas total sebagai berikut :
Produktivitas
total digunakan untuk mengukur perubahan efisiensi dari kegiatan operasi. Untuk
mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu periode waktu, semua factor
yang berkaitan dengan kuantitas keluaran dan masukan yang dipakai selama
periode tadi diperhitungkan. Factor-faktor itu meliputi manusia, mesin, modal,
material, dan energy. Jika yang dihitung sebagai masukan hanya komponen
tertentu saja, maka disebut produktivitas parsial. Rumus yang digunakan sebagai
berikut:
Produktivitas
akan meningkat jika :
a.
Keluaran meningkat, tapi masukan tetap atau menurun
b. Keluaran
tetap, tetapi masukan menurun
c.
Keluaran meningkat dan masukan meningkat, tetapi perbedaan keluaran lebih besar
dari kenaikan masukan.
Produktivitas
dapat diukur dalam berbagai bentuk. Tabel menunjukkan contoh ukuran
produktivitas dalam berbagai bentuk seperti berikut :
a.
Ukuran produktivitas nomer ukuran produktivitas
1) Jumlah
produksi/penggunaan tenaga kerja
2) Jumlah
produksi/penggunaan material
3) Jumlah
produksi/penggunaan energy
4) Jam
kerja actual/jam kerja standar
5) Jam
kerja setup produksi/jam kerja actual produksi
6) Jumlah
produk cacat/jumlah produksi
b. Factor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas
Pada hakikatnya produktivitas kerja
akan banyak ditentukan oleh dua factor :
1) Faktor
teknis merupakan factor yang berhubungan dengan pemakaian dan penerapan
fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif
dan efesien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis.
2) Factor
manusia merupakan factor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang
dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan. Factor ini meliputi sikap
mental, motivasi, disiplin, dan etos kerja.
c.
Cara mengukur Produktivitas Kerja
Suatu
kelompok kerja terdiri dari tenaga kerja, pada bulan pertama mampu menghasilkan
produk sebesar 900 unit. Dalam satu bulan mereka bekerja selama 25 hari, dan
tiap hari bekerja selama 8 jam. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
sebesar 400 unit. Bulan berikutnya mereka hanya bekerja selama 20 hari dalam
satu bulan. Namun mereka mampu menghasilkan produk sebesar 1000 unit. Bahan
baku yang digunakan meningkat menjadi 500 unit. Tingkat produktivitas kelompok
kerja di atas dapat dilakukan pengukuran sebagai berikut :
1) Produktivitas
pada bulan pertama
Produktivitas dilihat dari tenaga
kerja saja :
Produktifitas =
Produktivitas dilihat dari jumlah
kerja yang dipakai :
Produktivitas =
Produktifitas total :
Produktivitas=
2) Produktivitas
pada bulan kedua
Produktivitas dilihat dari tenaga
kerja saja :
Produktifitas =
Produktivitas dilihat dari jumlah
kerja yang dipakai :
Produktivitas =
Produktifitas total :
Produktivitas=
6.
Analisa Perancangan Kerja
a.
Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja adalah suatu
aktivitas untuk menentukan lamanya sebuah pekerjaan bisa diselesaikan.
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu standar. Waktu standar adalah
waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu
tugas tertentu, bekerja pada tingkat kecepatan berlanjut, serta menggunakan
metode mesin dan peralatan, material dan pengaturan tempat kerja tertentu.
Penentuan waktu standar merupakan masukan penting bagi perencanaan proses
produksi.
b. Tahap
dalam studi waktu
Tahap-tahap dalam menentukan waktu
standar, sebagai berikut :
1) Tentukan
pekerjaan yang akan diamati dan beri tahu pekerja yang dipilih tentang tujuan
studi.
2) Tentukan
jumlah siklus kerja (ukuran sampel, n) yang akan diamati.
3) Catat
seluruh hasil pengamatan dan hitung rata-rata waktu yang diamati
4) Tetapkan
peringkat kinerja (PR, performance rating) pekerja bersangkutan, lalu hitung
waktu normal (NT, Normal Time) dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
5) Tetapkan
factor kelonggaran (AF, Allowance factor)
makasih atas kunjungannya..
ReplyDelete